Pages

Monday, October 15, 2012

Talkshow IGS 2012 bersama Shuji Utsumi, CEO Q Entertaintment

Talkshow IGS 2012 bersama Shuji Utsumi, CEO Q Entertaintment

Gadgetan – Pada hari kedua penyelenggaraan Indonesia Game Show (IGS) 2012 pada Sabtu kemarin (13/10), ada satu sosok yang cukup dinanti oleh para media teknologi, dia adalah Shuji Utsumi seorang pakar di industri gaming yang sudah malang melintang dari SCEA (Sony Computer Entertaintment America) hingga SEGA dan sekarang, beliau mendirikan perusahaan sendiri yang bernama Q Entertaintment.

Shuji Utsumi pada talkshow kemarin membawakan satu topik yang cukup menarik yaitu “World and Local Game Developer”. Topik ini membahas tentang perkembangan industri game yang sangat potensial kedepannya. Pada sesi pembukaan, dia memperkenalkan diri dengan menceritakan pengalaman dia ketika masih mengembangkan game di bawah perusahaan SCEA dan SEGA. Dia pernah menjadi bagian untuk karya seperti Crash Bandicoot dan Battle Arena Toshinden ketika di SCEA serta Sonic Adventure dan Space Channel 5 ketika bersama SEGA.

Setelah berada di dua perusahaan tersebut, Mr. Utsumi masuk ke perusahaan Disney Interactive Asia Pasific, di sini dia adalah salah satu bagian dari tim yang menciptakan Kingdom Hearts, sebuah game yang cukup sukses dan besar namanya hingga sekarang. Kemudian setelah merasa cukup banyak pengalaman dia mendirikan Q Entertaintment dan berhasil membuat game Lumines yang cukup sukses pada platform PSP.

Setelah menceritakan pengalamannya, Shuji pun masuk ke topik perkembangan industri game Indonesia yang telah meningkat tajam, apabila dibandingkan beberapa tahun silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya studio yang berhasil membuat game interaktif yang tidak kalah hebatnya dengan buatan Jepang.

Selain itu, Mr. Utsumi juga mengatakan bahwa sebagai developer game sekarang, mereka harus inovatif dan tidak hanya fokus membuat game. Para developer harus bisa inovatif seperti melirik area lain, mis: aplikasi Smartphone dan sosial media untuk mobile.

Dijelaskan juga olehnya, perbedaan antara huge success dan good success. Pada kategori huge success diartikan oleh Mr. Utsumi bahwa kesuksesan itu berarti Anda bisa membentuk pasar baru, yang belum pernah dicoba sebelumnya. Sedangkan, good success adalah mereka yang sukses dan mengikuti tren sebelumnya.

Jika developer ingin mencapai kesuksesan harus memperhatikan empat hal berikut, yaitu kemampuan teknis (Technical), bagus dalam model bisnis (Bussiness Model), memiliki tim yang solid (Team), dan yang terakhir adalah fleksibilitas untuk menjajal hal-hal baru (Flexibility).

Di akhir presentasinya, beliau juga memotivasi para game developer Indonesia untuk mendapatkan pangsa pasar di negeri sendiri. Indonesia memiliki pangsa pasar yang sangat besar, jadi memberikan kesempatan yang besar pula bagi para game developer untuk mendapatkannya. Syaratnya, para game developer harus bisa mempelajari pangsa pasar tersebut, dan menghasilkan game yang sesuai dengan pangsa pasarnya.

240 juta orang terdapat di Indonesia. Ini adalah pasar yang besar dan potensial, untuk itu bagi mereka yang ingin menggeluti industri game di sini harus dan mau belajar mengamati pasar dan menjadi kreatif di dalamnya,” tutur Shuji.

Pada sesi tanya jawab, Mr. Utsumi menjelaskan bahwa pangsa pasar konsol tetap akan ada walaupun kehadiran gadget seperti Nintendo Wii U namun tidak akan sebesar dulu. Para perusahaan konsol seperti Microsoft dan Sony menurutnya akan mencari solusi dari masalah tersebut. Dia juga mendapat pertanyaan tentang potensi developer Indonesia terhadap pasar di luar negeri, mengenai itu Mr. Utsumi mengatakan adalah hal yang bagus mau bersaing dan berpikir secara global, namun akan lebih baik apabila para developer lokal bisa memaksimalkan pangsa pasar dalam negeri yang masih sangat besar untuk digarap.

Mr. Utsumi menutup dengan mengatakan Indonesia memang pangsa pasar yang besar dan potensial namun untuk bisa meraih market tersebut, infrastruktur masih perlu dibenahi. Pemerintah Indonesia dianggap kurang mendukung potensi industri game jika dibandingkan dengan negara seperti Malaysia dan Singapura.

Dia juga mengatakan sistem monetasi Indonesia yang buruk, membuat para investor asing dan publisher dari luar negeri sangat menghawatirkan keuntungan yang bisa mereka dapat di sini. Jika hal ini terus terjadi, otomatis pangsa pasar yang besar di Indonesia hanyalah pangsa pasar yang potensial dan tidak dapat dikembangkan lebih sempurna lagi. Dia berharap semoga sistem ini semakin membaik, sehingga pasar Indonesia dapat berkompetisi di kancah Internasional.

Well, semoga para pembaca Gadgetan yang juga sedang ingin merintis usaha developer game bisa belajar dari talkshow yang diadakan oleh IGS 2012 pada Sabtu kemarin (13/10) ini.

No comments:

Post a Comment