Pages

Thursday, December 6, 2012

Saham Apple terus merosot dari pertengahan September

Saham Apple terus merosot dari pertengahan September

Sejak pertengahan September kemarin, saham Apple terus mengalami penurunan. Puncaknya adalah pada perdagangan bursa saham Rabu kemarin dimana saham Apple terkoreksi hingga 6%. Nilai saham Apple yang turun dalam sehari ini diperkirakan mencapai USD 35 miliar (Sekitar IDR 332,5 triliun). Kini, nilai perusahaan Apple hanya USD 506,85 miliar (IDR 4.815,07 triliun) dan nilai saham perlembar Apple hanya USD 538.79 (IDR 5.17 juta). Koreksi 6% ini sendiri merupakan penurunan yang terbesar dalam empat tahun terakhir, atau saat krisisi ekonomi global terjadi di 2008 silam. Selama beberapa bulan terakhir, Apple telah menghadapi pertanyaan-pertanyaan mengenai apakah mereka bisa mempertahankan dominasi iPhone dan iPad saat ini di industri mobile untuk bersaing dengan perangkat-perangkat yang berbasis sistem operasi Google Android. Seorang analis dari Piper Jaffray, Gene Munster menilai turunnya saham Ap ple selama beberapa bulan ini karena beberapa investor mungkin membaca terlalu banyak berita-berita yang menyebutkan penurunan permintaan pada komponen Apple. Padahal, turunnya permintaan sebuah produk memang selalu terjadi beberapa saat setelah peluncuran produk baru. Namun, ada beberapa analis yang menilai saham Apple memang wajar saja turun karena  iPad Mini, dinilai kalah bersaing dalam jumlah penjualan melawan Kindle Fire milik Amazon dan Surcafe milik Microsoft Corp yang jauh lebih murah. Sementara itu, dominasi iPad pun mulai meredup gara-gara lini tablet Galaxy keluaran Samsung asal Korea Selatan. Dalam 10 pekan terakhir ini, saham Apple sudah terus-terusan terkena koreksi. Bahkan, saham perusahaan yang didirikan Steve Jobs ini sudah jatuh 24% dari posisi tertingginya September lalu.  Posisi tertinggi yang sempat diraih saham Apple berada di USD 705,07 per lembar 21 September silam. Walaupun terus terkoreksi, nilai saham Apple per tahun 2012 ini masih mengalami kenaikan 33% dibandingkan tahun lalu. Sepertinya ini tidak akan berpengaruh besar pada stabilitas Apple dalam memproduksi perangkat baru ke depannya.

No comments:

Post a Comment